Selasa, 24 Mei 2011

pendidikan sebagai sebuah proses

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam artian sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogik berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa (Hasbullah,2001). Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yg berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir.
Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itu kita dituntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang pendidikan tersebut, sebagai pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan yaitu mendidik dan dididik.
Proses pendidikan merupakan interaksi antar berbagai unsur pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Maksudnya proses pendidikan itu merupakan kegiatan sosial atau pergaulan antara pendidik dengan peserta didik dengan menggunakan isi atau materi pendidikan, metode, dan alat pendidikan tertentu yang berlangsung dalam suatu lingkungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Berlangsungnya proses pendidikan tidak boleh sembarangan memperlakukan peserta didik. Pendidik tidak boleh memandang dan memperlakukan peserta didik sebagai objek yang seolah-olah dapat dibentuk dengan sesuka hatinya. Pendidikan bersifat normatif karenanya tujuan, isi, cara, dan alat pendidikan yang digunakan pendidik semuanya harus diarahkan untuk membimbing anak kearah dewasa.
1.2 Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengambil masalah sebagai berikut :
a. Konsep Pendidikan
b. Pendidikan sebagai sebuah proses

II. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pendidikan
Kamus Bahasa Indonesia (1991:232), Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2.1.1 Definisi secara luas
Pendidikan adalah hidup (segala pengalaman belajar yg berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu, suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang haya sejak manusia lahir).

2.2.2 Definisi secara sempit
Pendidikan adalah sekolah (pengajaran yang di selenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal, segala pengaruh yang di upayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka).

2.2.3 Definisi lain pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintahan. Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat. Untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup. Secara tepat di masa yang akan datang.
Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal dan informal di sekolah dan luar sekolah. Yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi perkembangan kemampuan-kemampuan individu. Agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat. Pendidikan adalah usaha sadar yang teratur dan sistematis yang dilakukan oleh orang tua yang di serahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat-sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

2.2.4 Definisi pendidikan berdasarkan fungsi
1. Pendidikan sebagai proses transformasi budaya.
2. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi.
3. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara.
4. Pendidikan sebagai proses penyiapan tenaga kerja.
2.2.5 Definisi berdasarkan pendekatan ilmiah
• Pendidikan adalah sosialisasi; suatu proses membantu generasi muda agar menjadi
anggota masyarakat yang diharapkan ( sosiologi ).
• Pendidikan adalah enkulturasi atau pembudayaan; suatu proses dengan jalan mana seseorang menyesuaikan diri kepada suatu kultur masyarakat dan mengasimilasikan nilai-nilainya ( antropologi ).
• Pendidikan sebagai human investment ( ekonomi ).
• Pendidikan sebagai proses civilisasi; suatu upaya menyiapkan warga Negara yang sesuai dengan aspirasi bangsa dan negaranya ( politik ).
• Pendidikan berarti proses adaptasi, proses penyesuaian diri yang terbaik dari seseorang manusia yang sadar terhadap lingkungannya ( biologi ).
• Pendidikan identik dengan personalisasi; upaya membantu perubahan tingkah laku individu untuk mencapai perkembangan optimal menjadi diri sendiri ( psikologi ).
• Pendidikan ialah pendewasaan; suatu upaya yang dilakukan secara sengaja oleh orang dewasa untuk membantu anak atau orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan ( pedagogik ).

2.2 PENDIDIKAN SEBAGAI SEBUAH PROSES
Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.
Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya, sebagai proses transformasi budaya pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi, sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara, Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.
Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja, Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.
Proses pendidikan berlangsung dalam pergaulan (interaksi sosial). Proses pendidakan merupakan interaksi antar berbagai unsur pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Maksudnya proses pendidikan itu merupakan kegiatan sosial atau pergaulan antara pendidik dengan peserta didik dengan menggunakan isi atau materi pendidikan, metode dan alat pendidikan tertentu yang berlangsung dalam suatu lingkungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Manusia adalah makhluk sosial, ia hidup bersama dan bergaul dengan sesamanya. Di dalam pergaulan tersebut tiap orang melakukan tindakan-tindakan sosial tertentu sehingga terjadi proses saling mempengaruhi antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, dalam rangka mencapai tujuan. Ada berbagai jenis pergaulan, ditinjau berdasarkan pelakunya pergaulan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Pergaulan orang dewasa dengan orang dewasa
b. Pergaulan orang dewasa dengan anak atau orang yang beelum dewasa
c. Pergaulan anak dengan anak
”Lingkungan tempat kita melihat gejala pendidikan terlaksana, terdapat dalam pergaulan orang dewasa dengan anak”9 (M.J. Langeveld, 1980). Pernyataan ini mengandung arti bahwa proses pendidikan atau kegiatan mendidik hanya akan berlangsung dalam pergaulan (interaksi) antara orang dewasa dengan anak atau orang yang belum dewasa. Akan tetapi, belum tentu setiap pergaulan antara orang dewasa dengan anak atau orang yang belum dewasa mengandung situasi pendidikan. Situasi pergaulan biasa antara orang dewasa dengan anak dapat berubah menjadi situasi pendidikan jika orang dewasa secara sengaja mempengaruhi anak agar mencapai kedewasaan.
Dalam penyataan ini tersirat makna bahwa dalam situasi pendidikan, pendidik harus sudah mempunyai landasan, niat dan tujuan pendidikan tertentu, untuk mencapai tujuan tersebut pendidik memilih isi pendidikan (berupa pengetahuan, sikap, keterampilan dan/atau nilai-nilai) yang tepat bagi anak didiknya, pendidik tentunya menggunakan cara dan alat pendidikan tertentu, dan selain itu pendidik juga melakukan evaluasi atas proses pendidikan dan hasilnya. Implikasi dari semua itu maka tanggung jawab pendidikan berada di pihak orang dewasa (pendidik).
Sejalan dengan penyataan M.J. Lavengeld (1980) mengemukakan dua ciri (karakteristik) pergaulan yang mengandung situasi pendidikan dalam rangka proses pendidikan yaitu :
a. Bahwa dalam pergaulan orang berusaha mempengaruhi
b. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa, seperti sekolah, buku, peraturan, pola hidup sehari-hari, dan sebagainya) yang ditujukan kepada anak agar mencapai kedewasaan.

III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Proses merupakan kegiatan yang melakukan pengolahan suatu data menjadi informasi. Informasi dari beberapa data masukan, dan hasil dari proses tersebut menghasilkan output. Dalam proses pendidikan, salah satu yang dihasilkan adalah perubahan tingkah laku dan pencapaian tujuan pendidikan. Sehingga setelah seseorang melewati proses pendidikan diharapkan adanya proses pendewasaan yang dapat berpengaruh dalam kehidupan seseorang karena proses pendidikan ini berlangsung seumur hidup sepanjang kehidupan seseorang tersebut.

3.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan oleh penulis melalui makalah ini yaitu hendaknya proses pendidikan itu dilakukan sepanjang hayat secara terus menerus.

IV. SUMBER BACAAN
Dinwahyudin. 2007. Pengantar Pendididkan. Jakarta : Rineka Cipta
Tirtaraharja, Umar. Dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

http:// www. unisosdem.org/kliping_detail.php.(diakses 3 Juli 2010. 10.10 am).
http://cahayakemuliaan.wordpress.com/pengertian dan faktor-faktor pendidikan. diakses 3 Juli 2010. 10.15 am).

Minggu, 19 Desember 2010

Ciri-Ciri Desa


Bukalah buku Geografi Anda halaman 145 tentang Struktur Spasial Desa dan Kota, baca dan temukan ciri-ciri dari sebuah desa.

Sebuah Desa memiliki ciri-ciri.

Ciri – ciri desa antara lain:
1. Kehidupan masyarakatnya tergantung pada alam
2. Iklim mempengaruhi kehidupan masyarakat.
3. Toleransi sosial masih kuat.
4. Adat istiadat dan norma agama masih kuat.
5. Kontro sosial didasarkan pada hukum informal.
6. Hubungan kekerabatan berdasarkan paguyuban.
7. Proses sosial berjalan lambat.
8. Struktur penduduk agraris.
9. Pendidikan masyarakatnya masih rendah.

Macam – macam desa manurut perkembangannya desa dibagi atas :
1. Swadaya (tradisional )
2. Swakarsa (transisi )
3. Swasembada (maju )

Setelah Anda membacanya dan menemukan ciri-ciri desa baik dari buku ataupun dari internet, Anda rangkum dan simpulkan ciri-ciri dari sebuah desa. Selanjutkan tugas Anda adalah :
Tugas Anda :
1. Jelaskan definisi macam-macam desa di atas berdasarkan para ahli ! (Anda bisa
cari lewat internet atau berbagai buku sebagai referensi Anda)
2. Tuliskan ciri-ciri dari macam-macam desa tersebut !
3. Kirimkan Jawabanmu ke e-mail ibu : sri.puji73@gmail.com

Potensi Desa dan Kaitannya Dengan Perkembangan Desa-Kota

POTENSI DESA DAN KAITANNYA DENGAN PERKEMBANG DESA-KOTA


Bukalah buku Geografi Anda halaman 137 tentang Potensi Desa dan kaitannya dengan Perkembangan Desa-Kota.

Potensi desa adalah sumber daya alam dan sumber daya manusia yang terdapat di desa yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat desa.
Potensi desa terdiri atas dua yaitu:
1. Potensi fisik terdiri atas : tanah,air,cuaca dan iklim, ternak, dan manusia.
2. Potensi non fisik terdiri atas : masyarakat desa, lembaga- lembaga sosial desa,aparatur atau pamong desa.

Potensi desa dalam kaitannya dengan perkembangan kota dan desa adalah : desa sebagai hinterland ( daerah pendukung ) bagi kota.
1. Desa sebagai pemasok bahan mentah atau bahan pangan bagi kota.
2. Desa sebagai penyedia tenaga kerja bagi kota untuk sector informal.
3. Desa sebagai penyedia objek wisata bagi masyarakat kota untuk rekreasi.

Setelah Anda baca potensi desa beserta kaitannya dengan perkembangan desa-kota, selanjutnya tugas anda adalah :
Tugas Anda :
1. Carilah perkembangan Desa-Kota yang berkaitan dengan potensi desa di tempat tinggalmu!
2. Kirimkan Jawabanmu ke e-mail ibu : sri.puji73@gmail.com

Definisi Desa

Definisi Desa Menurut Para Ahli

Definisi Desa akan berbeda-beda dari setiap pemikiran orang berdasarkan pandangannya, berikut ini adalah arti sebuah desa menurut para pakar atau ahli :

• Menurut Bintarto
Desa adalah suatu perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur – unsur
fisiografis, sosial , ekonomi, polotik, dan budaya di suatu wilayah dalam hubungan
dengan pengaruh timbale – balik dengan daerah lain.
• Menurut Sutradjo Kartohadikusuma
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang
berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
• Menurut UU no 5 tahun 1979
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai suatu
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung
dibawah camat dan mempunyai hak otonomi dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
• Desa dalam arti umum adalah pemukiman manusia yang letaknya diluar kota dan
penduduknya hidup secara agraris.

Tugas Anda adalah :
1. Berikan kesimpulan tentang definisi desa berdasarkan definisi diatas !
2. Definisikan desa menurut pemikiran Anda !
3. Kirimkan Jawabannya ke e-mail ibu ini :
sri.puji73@gmail.com
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 19 Palembang
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas / Semester : XII / II
Alokasi Waktu : 4 jam pertemuan ( 2 x pertemuan)
Standar Kompetensi : Menganalisis wilayah dan pewilayahan .
Kompetensi Dasar : Menganalisis pola pesebaran spasial, hubungan serta interaksi spasial desa dan kota.
Indikator :
• Mengidentifikasi potensi desa kaitannya dengan perkembangan kota.
• Mengidentifikasi cirri – cirri struktural ruang desa.
A.Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
Setelah pembelajaran ini selesai peserta didik diharapkan dapat
• Mengidentifikasi potensi desa kaitannya dengan perkembangan desa dan kota.

Pertemuan 2
Setelah pembelajaran ini selesai pesrta didik diharapkan dapat
• Mengidentifikasi ciri – ciri struktural ruang desa.

B. Materi Pembelajaran
Pengertian desa menurut:
• Menurut Bintarto
Desa adalah suatu perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur – unsur fisiografis, sosial , ekonomi, polotik, dan budaya di suatu wilayah dalam hubungan dengan pengaruh timbale – balik dengan daerah lain.
• Menurut Sutradjo Kartohadikusuma
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
• Menurut UU no 5 tahun 1979
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah camat dan mempunyai hak otonomi dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Desa dalam arti umum adalah pemukiman manusia yang letaknya diluar kota dan penduduknya hidup secara agraris.

Potensi desa adalah sumber daya alam dan sumber daya manusia yang terdapat di desa yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat desa.
Potensi desa terdiri atas dua yaitu:
1. Potensi fisik terdiri atas : tanah,air,cuaca dan iklim, ternak, dan manusia.
2. Potensi non fisik terdiri atas : masyarakat desa, lembaga- lembaga sosial desa,aparatur atau pamong desa.

Potensi desa dalam kaitannya dengan perkembangan kota dan desa adalah : desa sebagai hinterland ( daerah pendukung ) bagi kota.
1. Desa sebagai pemasok bahan mentah atau bahan pangan bagi kota.
2. Desa sebagai penyedia tenaga kerja bagi kota untuk sector informal.
3. Desa sebagai penyedia objek wisata bagi masyarakat kota untuk rekreasi.
Ciri – ciri desa antara lain:
1. Kehidupan masyarakatnya tergantung pada alam
2. Iklim mempengaruhi kehidupan masyarakat.
3. Toleransi sosial masih kuat.
4. Adat istiadat dan norma agama masih kuat.
5. Kontro sosial didasarkan pada hukum informal.
6. Hubungan kekerabatan berdasarkan paguyuban.
7. Proses sosial berjalan lambat.
8. Struktur penduduk agraris.
9. Pendidikan masyarakatnya masih rendah.
Macam – macam desa manurut perkembangannya desa dibagi atas :
1. Swadaya (tradisional )
2. Swakarsa (transisi )
3. Swasembada (maju )

C. Alat dan sumber belajar
Sumber :
• Buku paket geografi SMA penerbit Erlangga kelas XII jilid 3 karangan Drs. K. Wardiyatmoko hal 136 – 151 terbit 2006
• Buku paket geografi SMA penerbit Platinum kelas XII karangan Sugiono dan Danang Endarto hal 97 – 99 terbit 2006


Alat
Media visual :Gambar desa
Komputer dan LCD

D. Medel Pembelajaran
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Metode Pembelajaran
Tanya jawab diskusi kelompok dan kuis

E. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan( 1 ) pertama
a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
Guru :
• Doa, absensi,dan memberi motivasi belajar serta manfaat pembelajaran .
• Sebagai apersepsi diingatkan kembali tentang aturan pengisian tempat
• Memberitahukan tujuan pembelajaran
• Memberitahukan kepada peserta didik metode pembelajaran yang digunakan
• Membahas PR

b. Kegiatan inti
1.Eksplorasi (20 menit )
Peserta didik
• Menggali informasi dengan membaca buku teks tentang pengertian desa
• Menggali informasi dengan membaca dan diskusi kelompok tentang potensi desa

Guru
• Melibatkan pesrta didik secara aktif dalam mengkonstruksikan , menemukan masalah yang diberikan dalam pembelajaran melalui LKSbuata guru
• Memotivasi peserta didik untuk memahami proses pembelajaran melalui pengkajian referensi tentang pengertian desa dan potensi desa.
2.Elaborasi (penjelasan ) ( 35 menit )
Peserta didik
• Menguraikan secara tertulis dan lisan pengertian desa dan potensi desa.
• Wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusi .
• Mendiskusikan secara klasikal tentang pengertian desa dan potensi desa .
• Kelompok lain menanggapi laporan yang telah disampaikan oleh teman nya
• Mengajukan argumentasi untuk memperkuat pendapat dengan baik dan santun.

Guru
• Mengkondisikan pesrta didik dari permasalahannya yang ada kedalam kegiatan pembelajaran yang dihadapi.
• Memfasilitasi, mengarahkan dan memberikan motivasi belajar kreatif, kritis , analisis dan mandiri.

C. Konfirmasi /kepastian ( 15 menit )
Peserta didik
• Peserta didik mampu menerima perbedaan pendapat dalam diskusi.
• Mengerjakan latihan soal yang diberikan guru tentang pengertian desa dan potensi desa.
Guru
• Memberikan penilaian terhadap diskusi
• Bertanya kepada pesrta didik tentang materi apa yang belum paham.
• Berperan sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang mengalami kesulitan.
• Memberikan pujian kepada siswa yang aktif dan memberi motivasi kepada peserta didik yang belum berpartisipasi aktif.
• Memberikan latihan soal tentang pengertian desa dan potensi desa.
D. Kegiatan Penutup ( 10 menit )
Guru
• Mengajukan beberapa pertanyaan tentang pengertian desa dan potensi desa.
• Membimbing peserta didik untuk merangkum materi pembelajaran.
• Memberi PR sebagai penugasan structural tentang cirri – cirri ruang desa.

E. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan (2) kedua
c. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
Guru :
• Doa, absensi,dan memberi motivasi belajar serta manfaat pembelajaran .
• Sebagai apersepsi diingatkan kembali tentang aturan pengisian tempat
• Memberitahukan tujuan pembelajaran
• Memberitahukan kepada peserta didik metode pembelajaran yang digunakan
• Membahas PR

d. Kegiatan inti
1.Eksplorasi (20 menit )
Peserta didik
• Menggali informasi dengan membaca buku teks tentang pengertian desa
• Menggali informasi dengan membaca dan diskusi kelompok tentang ciri – ciri struktural desa

Guru
• Melibatkan pesrta didik secara aktif dalam mengkonstruksikan , menemukan masalah yang diberikan dalam pembelajaran melalui LKS buatan guru
• Memotivasi peserta didik untuk memahami proses pembelajaran melalui pengkajian referensi tentang ciri – ciri struktural desa

2.Elaborasi (penjelasan ) ( 35 menit )
Peserta didik
• Menguraikan secara tertulis dan lisan tentang ciri – ciri struktural desa.
• Wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusi .
• Mendiskusikan secara klasikal tentang pengertian desa dan potensi desa .
• Kelompok lain menanggapi laporan yang telah disampaikan oleh teman nya
• Mengajukan argumentasi untuk memperkuat pendapat dengan baik dan santun.

Guru
• Mengkondisikan pesrta didik dari permasalahannya yang ada kedalam kegiatan pembelajaran yang dihadapi.
• Memfasilitasi, mengarahkan dan memberikan motivasi belajar kreatif, kritis , analisis dan mandiri.

C. Konfirmasi /kepastian ( 15 menit )
Peserta didik
• Peserta didik mampu menerima perbedaan pendapat dalam diskusi.
• Mengerjakan latihan soal yang diberikan guru
Guru
• Memberikan penilaian terhadap diskusi
• Bertanya kepada pesrta didik tentang materi apa yang belum paham.
• Berperan sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang mengalami kesulitan.
• Memberikan pujian kepada siswa yang aktif dan memberi motivasi kepada peserta didik yang belum berpartisipasi aktif.
• Memberikan latihan soal tentang ciri – ciri struktural desa.
D. Kegiatan Penutup ( 10 menit )
Guru
• Mengajukan beberapa pertanyaan tentang pengertian desa dan potensi desa.
• Membimbing peserta didik untuk merangkum materi pembelajaran.
• Memberi PR sebagai penugasan structural tentang pengertian desa dan selaput inti kota.